Merespons keluhan warga terkait banjir yang kerap terjadi setiap musim hujan, mahasiswa KKN Tim 73 Universitas Diponegoro berhasil menyelesaikan desain ulang jembatan vital yang terletak pada RT02/RW03 Kelurahan Tembalang, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah pada Kamis (24/07/2025).
Jembatan yang ada saat ini telah lama menjadi penyebab luapan air kali karena elevasinya yang terlalu rendah sehingga sampah dan material lainnya mudah tersangkut, menghambat aliran air secara drastis saat debit sungai meningkat. Akibatnya, air meluap ke pemukiman warga yang terletak di Gang Bulusari 2, menyebabkan kerugian material serta mengganggu aktivitas dan aksesibilitas masyarakat.
Melihat permasalahan tersebut, mahasiswa KKN-T IDBU 73 Kelompok 2 mengambil inisiatif untuk membuat solusi konkret. Selama beberapa minggu, mereka melakukan survei topografi, mengukur dimensi sungai dan jembatan eksisting, serta melakukan analisis hidrologi dan wawancara masyarakat sekitar guna merancang jembatan baru yang lebih efektif dan aman.

Rusydi Muhammad Yusuf, selaku koordinator program, menjelaskan bahwa desain baru ini berfokus pada dua hal utama. “Pertama, kami menaikkan elevasi jembatan secara signifikan agar terdapat ruang yang cukup bagi aliran air maksimal kemudian kami merancang agar jembatan ini dapat bernilai lebih ekonomis sehingga kemungkinan untuk merealisasikannya semakin besar,” jelasnya.
Salah satu rekannya, yaitu M. Ariiq Raffa menjelaskan “kami mendesain jembatan ini dengan mengedepankan fungsi utama, yaitu sebagai jembatan pejalan kaki dan memudahkan akses warga menuju masjid yang terletak pada seberang kali.”

Desain tersebut disambut dengan penuh antusiasme dan rasa syukur oleh masyarakat setempat. Pak Heri Budi, selaku ketua RT menyatakan desain ini merupakan harapan baru bagi warganya.

“Kami sangat berterima kasih kepada adik-adik mahasiswa Undip. Sudah lama jembatan yang terletak pada Gang Bulusari 2 menjadi penyebab banjir bagi warga RT02/RW03. Dengan adanya pendesainan ulang jembatan yang lebih ekonomis ini membuka harapan kami untuk mengajukan permohonan pembangunan kepada pemerintah kota,” ujar Pak Heri Budi.
Desain jembatan ini telah diserahkan kepada pihak kelurahan, kemudian dapat diusulkan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) atau diajukan secara langsung ke Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang. Inisiatif ini menjadi bukti nyata bagaimana ilmu pengetahuan dari bangku kuliah dapat diterapkan secara langsung untuk memecah masalah riil di tengah masyarakat.