Jejak Mitologi dan Warisan Budaya di Kelenteng Hok Tek Tong Parakan
Share this article
Arsitektur dan ornamen gerbang depan Kelenteng Hok Tek Tong yang mencerminkan perpaduan ajaran Buddha, Konghucu, dan Tao yang dikenal sebagai Tempat Ibadah Tri Dharma Nugraha.
Ruang utama Kelenteng Hok Tek Tong dipenuhi ornamen merah dan altar sembahyang yang masih aktif digunakan untuk memuja dewa-dewi dalam mitologi Tionghoa.
Detail altar utama Kelenteng Hok Tek Tong menampilkan ukiran emas, lilin sembahyang, dan dupa yang menyala sebagai bagian dari ritual pemujaan Dewa Bumi (Hok Tek Ceng Sin), pelindung rezeki dan kemakmuran dalam mitologi Tionghoa.
Pintu masuk Kelenteng Hok Tek Tong dihiasi ornamen naga, lampion merah, dan patung penjaga, melambangkan perlindungan dari roh jahat serta mengundang keberuntungan menurut mitologi Tionghoa.
Ruang tamu di dalam Kelenteng Hok Tek Tong, menampilkan potret Konfusius dan tokoh spiritual lainnya sebagai tempat pertemuan atau istirahat.
Ruang utama Kelenteng Hok Tek Tong dipenuhi lampion merah dan altar dewa-dewi, melambangkan perlindungan dan keberuntungan dalam mitologi Tionghoa.
Seorang umat bersembahyang di hadapan altar, memanjatkan doa kepada para dewa, menghubungkan manusia dengan dunia roh untuk memohon perlindungan dan berkah.
Papan kayu bertuliskan aksara Tionghoa dan kotak ramalan nasib menghiasi sudut Kelenteng Hok Tek Tong, mencerminkan tradisi kuno mencari petunjuk hidup dari para dewa.
Altar Dewa Rezeki dan patung Buddha menghiasi ruangan dengan lampion merah yang bersinar terang, melambangkan harapan akan kelimpahan dan pencerahan dalam mitologi serta ajaran spiritual Tionghoa.