Lawang Sewu: Jejak Arsitektur Kolonial di Jantung Semarang
Share this article
Deretan foto dokumenter hitam putih yang terpajang di ruang pamer Lawang Sewu menampilkan sejarah kejayaan perkeretaapian dan arsitektur kolonial di Hindia Belanda.
Lokomotif uap bergaya klasik yang dipajang di halaman Lawang Sewu menjadi simbol sejarah panjang perkeretaapian Hindia Belanda di Semarang (15/05).
Papan informasi sejarah Lawang Sewu dan Stasiun Semarang memberikan gambaran mendalam tentang peran gedung ini dalam perkembangan perkeretaapian Hindia Belanda.
Beragam fragmen keramik dan ubin asli Lawang Sewu yang dipamerkan dalam etalase kaca memperlihatkan detail material bangunan peninggalan era kolonial.
Foto dokumenter yang dipajang di ruang pamer Lawang Sewu menampilkan suasana penjajahan Jepang menggambarkan kondisi masyarakat dan tentara di jalur rel kereta.
Ruang bergaya kolonial bernama Willem I di dalam Lawang Sewu menyimpan atmosfer sejarah dengan detail interior khas arsitektur Belanda.
Tuas wesel asli yang digunakan untuk mengatur arah rel kereta api kini menjadi bagian dari koleksi edukatif di museum Lawang Sewu.
Ruang koleksi alat perkeretaapian Lawang Sewu menampilkan tuas wesel, mesin cetak, dan artefak rel yang menggambarkan teknologi transportasi masa kolonial.
Rak penyimpanan tiket kereta api kuno yang dipamerkan dalam kotak kaca di Lawang Sewu menjadi pengingat sistem administrasi transportasi masa lalu.
Miniatur loket dan peralatan cetak tiket masa Hindia Belanda menggambarkan proses pelayanan penumpang di stasiun kereta tempo dulu.