SEMARANG – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) 112 Universitas Diponegoro (Undip) diterjunkan di RW IV, Kelurahan Ngemplak Simongan, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, untuk mengimplementasikan berbagai program berbasis komunikasi perubahan sosial dan kesehatan masyarakat. Salah satu kegiatan unggulan yang berhasil dilaksanakan adalah sosialisasi bertajuk “Kenali Diabetes” yang dilaksanakan sebagai bagian dari program “Penerapan Komunikasi Perubahan Sosial melalui Pendekatan Komunikasi Kesehatan dalam Upaya Bina Keluarga Bebas Diabetes Melitus.”
Kegiatan sosialisasi ini menyasar warga dari berbagai kalangan usia, khususnya keluarga muda dan lansia yang tergolong rentan terhadap penyakit diabetes. Materi yang disampaikan berfokus pada pengenalan gejala awal diabetes, pola hidup sehat, serta pentingnya deteksi dini dan komunikasi dalam keluarga untuk mencegah dan menangani diabetes melitus secara tepat.
Apt. Wimzy Rizqy Prabhata, M.Sc., selaku dosen pembimbing KKN-T menegaskan bahwa hadirnya program ini ditujukan untuk kesadaran masyarakat terkait diabetes.
“Program Bina Keluarga Bebas Diabetes digelar untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat dengan cara mengedukasi dan melakukan pendampingan keluarga berisiko diabetes. Harapannya, keluarga dapat menjadi garda terdepan dalam pencegahan dan pengendalian diabetes,” jelasnya.
David Farella, salah satu mahasiswa KKN yang terlibat dalam kegiatan ini, menyampaikan bahwa komunikasi memiliki peran sentral dalam mengubah perilaku masyarakat, khususnya dalam konteks pencegahan penyakit tidak menular seperti diabetes.
“Kami ingin mengedukasi warga tentang pentingnya komunikasi dalam keluarga sebagai fondasi perubahan pola hidup. Ketika keluarga mampu saling mengingatkan untuk menjaga pola makan dan gaya hidup, maka risiko diabetes bisa ditekan sejak dini,” ungkap David saat pelaksanaan program pada (19/7).
Sosialisasi ini juga diisi dengan simulasi interaktif untuk meningkatkan keterlibatan warga. Mahasiswa KKN-T menjelaskan bahwa diabetes melitus tidak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga berpengaruh pada stabilitas sosial ekonomi keluarga. Oleh karena itu, program ini mendorong pendekatan komunikasi interpersonal yang empatik dan berkelanjutan dalam lingkungan rumah tangga.
Ketua PKK RW IV, Sundari, menyambut baik inisiatif yang dilakukan para mahasiswa. Menurutnya, edukasi seperti ini sangat penting mengingat masih banyak warga yang kurang memahami risiko dan pencegahan diabetes secara komprehensif.
“Warga membutuhkan edukasi dan tim KKN hadir memenuhi harapan kami, semoga bisa bermanfaat,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat RW IV semakin sadar akan pentingnya menjaga kesehatan melalui pendekatan komunikasi yang positif dalam keluarga. Program “Bina Keluarga Bebas Diabetes” menjadi salah satu kontribusi nyata mahasiswa dalam mewujudkan perubahan sosial yang berkelanjutan berbasis edukasi dan kesehatan masyarakat.