ArtikelKomunitas

Pertunjukan Warokan Temanggung Jadi Wadah Kreasi Budaya Generasi Muda

13
×

Pertunjukan Warokan Temanggung Jadi Wadah Kreasi Budaya Generasi Muda

Share this article
Pertunjukan seni warokan Sanggar Rekso Budoyo. (Sumber foto: Umi Kharisma)

Media Waradhana – Car Free Day (CFD) Temanggung akhir-akhir ini tak hanya menjadi ajang rekreasi dan olahraga bagi masyarakat, tetapi juga menjadi ruang untuk mengekspresikan diri. Setiap Minggu pagi, Alun-alun Temanggung dipenuhi oleh warga dari berbagai kalangan usia yang datang bukan hanya untuk berolahraga, tetapi juga untuk bersosialisasi, menikmati hiburan, dan mendukung ekonomi lokal. Yang lebih menarik, CFD kini juga dimanfaatkan sebagai wadah ekspresi seni dan budaya yang melibatkan masyarakat secara aktif, termasuk generasi muda. 

Salah satu momen yang mencuri perhatian publik dalam CFD Temanggung adalah penampilan memukau dari Sanggar Rekso Budoyo, sebuah kelompok seni tradisional yang membawakan pertunjukan seni warokan. Sanggar ini berasal dari Desa Rowowetan, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung yang telah berdiri sejak Oktober 2021. Meski tergolong baru, sanggar ini telah menunjukkan dedikasi yang tinggi dalam pelestarian budaya lokal, khususnya seni tari tradisional. 

Keunikan dari penampilan Sanggar Rekso Budoyo terletak pada komposisi para penarinya yang berbeda dari pertunjukan tradisional pada umumnya. Yang membuat pertunjukan ini sangat istimewa adalah karena para penarinya bukanlah seniman dewasa, melainkan anak-anak usia sekolah. Para penari terdiri dari laki-laki dan perempuan yang menunjukkan semangat kesetaraan dan keberagaman dalam seni pertunjukan. Melalui bimbingan yang tekun dari pelatih, anak-anak ini mampu menampilkan gerakan-gerakan khas warokan dengan penuh percaya diri, semangat, dan penghayatan. Hal ini membuktikan bahwa seni tradisional masih bisa ditanamkan dan dikembangkan sejak usia dini, selama ada dukungan dari lingkungan dan komunitas.

Penampilan mereka di tengah keramaian CFD menjadi tontonan yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menginspirasi. Dengan mengenakan kostum khas warokan yang mencolok, lengkap dengan aksesori tradisional seperti ikat kepala, selendang, dan berbagai aksesoris lainnya, para penari tampak begitu percaya diri menari di hadapan ratusan pengunjung. Mereka bergerak mengikuti irama gamelan dengan gerakan yang ekspresif, dan penuh energi. Musik tradisional yang mengiringi pertunjukan juga menghidupkan suasana, membuat penonton larut dalam pertunjukan ini.

Antusiasme penonton pun sangat tinggi. Banyak dari mereka yang merekam pertunjukan dengan ponsel, membagikannya di media sosial, atau bahkan memberikan tepuk tangan meriah sebagai bentuk apresiasi. Momen ini menjadi bukti bahwa seni tradisional, jika dikemas dengan menarik dan ditampilkan secara konsisten, masih memiliki tempat di hati masyarakat. 

Penampilan Sanggar Rekso Budoyo menjadi bukti nyata bahwa anak-anak pun mampu melestarikan budaya, asalkan diberikan ruang dan kesempatan untuk tampil serta berkembang. Pertunjukan ini juga menjadi ajang pendidikan budaya bagi masyarakat, khususnya generasi muda. Ini menjadi contoh positif bagi sanggar-sanggar lain di Temanggung dan sekitarnya untuk terus menghidupkan seni tradisi di tengah derasnya arus budaya populer. Dengan terus tampil dalam kegiatan publik seperti CFD, Sanggar Rekso Budoyo tidak hanya melestarikan warisan budaya leluhur, tetapi juga menginspirasi banyak pihak akan pentingnya membina generasi muda melalui seni dan budaya. 

Keramaian masyarakat di Car Free Day Temanggung. (Sumber foto: Umi Kharisma)

Lebih dari sekadar ruang untuk berekspresi, CFD Temanggung juga telah menjadi penggerak ekonomi masyarakat setempat. Sepanjang area CFD, puluhan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) membuka lapaknya. Mereka menjajakan berbagai produk, mulai dari makanan dan minuman tradisional, kerajinan tangan, busana, hingga produk-produk kreatif yang unik dan menarik. Keberadaan UMKM ini tidak hanya memberikan pilihan beragam bagi pengunjung CFD, tetapi juga membawa dampak positif yang signifikan terhadap perekonomian warga. 

Dengan ramainya pengunjung setiap minggunya, pelaku UMKM mengalami peningkatan omzet yang cukup signifikan. Banyak dari mereka kini memiliki tempat untuk mempromosikan dan menjual produknya secara langsung kepada masyarakat yang hadir di kegiatan CFD. Hal ini memberikan dampak positif yang sangat nyata bagi keberlangsungan usaha kecil, terutama dalam hal peningkatan pendapatan dan perluasan jangkauan pasar. Momentum ini menjadi peluang untuk memperluas target konsumen, mengenalkan merek dagang mereka, serta membangun hubungan emosional dengan pembeli melalui interaksi langsung. CFD memberikan ruang untuk tumbuh dan berkembang, bahkan beberapa UMKM mulai dikenal lebih luas karena keikutsertaan mereka yang konsisten di acara ini. Ini membuktikan bahwa kegiatan seperti CFD memberikan manfaat dari sisi ekonomi lokal dan menciptakan ekosistem yang mendukung kewirausahaan masyarakat secara berkelanjutan.

Selain mendukung pelaku UMKM, kegiatan Car Free Day juga menjadi ajang berkumpulnya masyarakat. Ketika masyarakat datang untuk menyaksikan pertunjukan seni, mengikuti senam bersama, atau hanya sekadar berjalan santai, mereka cenderung menghabiskan waktu lebih lama di lokasi acara. Hal ini berdampak pada meningkatnya potensi konsumsi terhadap makanan, minuman, kerajinan tangan, maupun produk kreatif lainnya yang dijual oleh para pelaku UMKM. Secara tidak langsung, ini dapat mendukung UMKM di berbagai sektor dan turut memajukan perekonomian di Kabupaten Temanggung, baik dari sisi pendapatan masyarakat maupun pemberdayaan komunitas lokal. 

Kegiatan Car Free Day ini bisa berlangsung baik jika ada kolaborasi antara berbagai pihak, mulai dari masyarakat, komunitas seni, pelaku usaha, hingga pemerintah daerah. Peran pemerintah sangat penting dalam menyediakan fasilitas, menjaga ketertiban, serta memberi dukungan dalam bentuk promosi yang mendukung usaha kecil dan kegiatan komunitas. Sementara itu, keterlibatan masyarakat dan komunitas juga tak kalah pentingnya, karena dari merekalah kegiatan ini dapat lebih menarik dan meriah. Dengan adanya kolaborasi yang baik dari seluruh elemen tersebut, berbagai komunitas bisa memanfaatkan peluang ini untuk berekspresi dan berkarya, terutama bagi generasi muda yang membutuhkan ruang untuk tumbuh secara kreatif dan produktif.

 

Credit: Media Waradhana/ Umi Kharisma

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *